SMK Negeri 10 Semarang Sukses Tandingi Banjir dengan Program Sekolah Bebas Banjir

Semarang – Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang selama seminggu terakhir menyebabkan genangan air di berbagai lokasi. Ketinggian air bahkan mencapai 1,5 meter di beberapa area. Namun, SMK Negeri 10 Semarang tetap beroperasi normal berkat program “Sekolah Bebas Banjir”.

Sekolah ini, yang terletak di antara dua sungai besar, awalnya rawan banjir karena posisinya yang lebih rendah dari permukaan sungai. Namun, berkat kegigihan dan kreativitas, SMK Negeri 10 Semarang berhasil mengatasi masalah tersebut.

Menurut Kepala SMK Negeri 10 Semarang, “Kami memulai program ini dengan membentuk Satgas Anti Banjir melalui Surat Keputusan. Kami mengembangkan berbagai strategi, termasuk pembuatan pintu air, kanal mengelilingi sekolah, pompa, dan tanggul. Hasilnya, tidak ada lagi genangan air di ruang kelas, bengkel, ruang guru, dan lab komputer.”

Program ini tidak hanya mengandalkan infrastruktur, tetapi juga perawatan rutin. “Kami secara teratur memeriksa dan memperbaiki pompa, membeli genset untuk mengatasi pemadaman listrik, membersihkan kanal dari sampah, dan memastikan jalur listrik berfungsi dengan baik,” tambahnya.

Kepala sekolah juga menekankan pentingnya peran Satgas Anti Banjir. “Mereka sangat efektif dalam menghadapi hujan deras. Kami siap menghadapi banjir kapan saja.”

Tantangan ke depan masih ada, antara lain belum ada saluran air di tepian jalan Kokrosono. Akibatnya air dari jalan depan sekolah mengalir deras masuk ke SMKN 10 Semarang. Jika ada saluran meminimalkan air yang masuk ke sekolah. Semoga pihak terkait segera membangun saluran air tersebut. 

Program Sekolah Bebas Banjir SMK Negeri 10 Semarang menjadi contoh nyata pengelolaan risiko banjir yang efektif. Sekolah ini membuktikan bahwa dengan perencanaan, kerja sama, dan komitmen, masalah banjir dapat diatasi dengan sukses.

Sumber : Radar Semarang TV

Penulis : Andhika Wildan Krisnamurti, M. Pd, Waka Sarana dan Prasarana SMKN 10 Semarang.